Banyak masalah yang kalian hadapi sebagai rakyat Indonesia khususnya dan masyarakat dunia umumnya. Mulai dari masalah sosial yang terus beranak pinak, masalah kultur dan budaya yang dikatakan menuju masa pendewasaan, masalah kepercayaan terhadap Sang Pencipta yang semakin langka dan masalah alam yang mulai berontak.
Mengapa masalah-masalah itu ada?
Karena inilah kehidupan.
Bisakah masalah itu hilang?
Tidak. Diminimalisir mungkin iya. Tapi tergantung kalian sebagai pelaksana kehidupan.
Masalah timbul karena kita. Oleh karena itu kalianpun akan merasakan akibat yang ditimbulkan.
Jangan berusaha mencari penyebab masalah diri kalian pada orang lain. Lihatlah contoh kecil berikut:
Ketika seseorang tanpa sengaja menyenggol sebuah cangkit yang berada di atas meja hingga cangkir itu jatuh dan pecah, bukannya dia menyesali kelalaiannya karena tidak berhati-hati malah mencari siapa yang telah menaruh cangkir itu di atas meja. Dia akan terus mengumpat hingga menemukan siapa orangnya. Kemudian dia akan menceramahi orang itu tentu saja dengan nada membentak.
Haruskah dia seperti itu?
Mengapa dia seperti itu?
Jawabnya adalah karena dia tidak pernah mau mengakui kesalahannya. Dia bukan orang yang hati-hati dan dia termasuk orang yang egois.
Andai saja dia berhati-hati, dia tidak akan menjatuhkan cangkir itu hingga cangkir itu pecah, dia tidak akan perlu mencari siapa yang telah menaruh cangkir itu di atas meja dan dia tidak harus mengumpat. Dan kalaupun telah terlanjur terjadi (cangkir pecah) dia tidak perlu memaki orang lain atas kesalahannya sendiri. Andai dia mau mengakui kesalahannya.
Sekarang yang menjadi masalah adalah keegoisan untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf sudah semakin langka. Dunia berontak akibat ketidakhati-hatian manusia. Kini manusia tidak mau mengakui kesalahnnya dan berusaha berbuat sesuatu yang lebih baik. Manusia itu justru mencari manusia lain untuk disalahkan. Inilah yang selalu terjadi di sisi bumi manapun. Hanya sebagian kecil orang yang mau mengakui kesalahnya. Sebagian kecil. Sangat kecil. Hingga tidak terlihat karena tertutup oleh berjuta-juta manusia yang egois.
Banjir tidak akan parah andai saja manusia tidak membuang sampah anorganik sembarangan, hingga menutupi got tempat air mengalir, menutupi pori-pori tanah tempat air diserap dan menghambat jalannya air di sungai. Andai saja manusia tidak menebang pohon sembarangan, kemungkinannya sangat kecil akan terjadinya tanah longsor, kekeringan tidak akan melanda dan kehidupan makhluk hidup lainnya tidak akan tertanggu.
Kini setelah semua bencana terjadi, manusia masih mencari orang lain untuk disalahkan.
Mengapa kalian tidak instrospeksi diri?
Memperbaiki kesalahan yang kalian perbuat. Siapa tahu masalah akan terminimalisir.
Siapa tahu?!
Berbaik sangkalah.
Kembali pada Tuhan.
Siapa tahu ini semua teguran karena kelangkaan manusia beribadah kepadaNya.
Mintalah padaNya dengan begitu Dia akan memberi.
Jangan lupa jalankan kewajiban. Jangan hanya menuntut dong!!!
sebuah surat dari 4L13N
(end)